Cerita ini adalah kejadian asli yang saya alami 3 tahun yang silam. Suatu keadaan dimana saya baru menyadari betapa pentingnya ridho orang tua sebelum kita melakukan sesuatu..
***
Kejadian ini bermula saat saya mulai beranjak kelas 3 SMA. Ketika itu saya ingin sekali naik motor berhubung teman-temanku banyak yang naik motor saat itu. Apalagi di sekolah nanti (waktu mau masuk semester 6) ada bimbel dalam rangka memperdalam materi ujian nasional, dan itu sampai sore. Maka ku niatkan bilang ke orang tua untuk dibolehin naik motor.
Ayah saya ngebolehin saja tapi sayang ibu tidak ngebolehin. Entah apa yang membuatnya tidak rela aku naik motor, akhirnya kubujuk ibuku dengan berbagai cara. Akhirnya dibolehin walau sebenarnya ibu saya kurang ridho jikalau sekolah nanti naik motor.
Hampir tiap hari sepulang sekolah aku belajar mengendarai motor, kalo nggak sama ayahku ya sama ibu latihan setiap sore. sekali dua kali, ngerti, sehari dua hari bisa, seminggu dua minggu, lumayan.
Akhirnya aku coba turun ke jalan. Biasanya aku ditemani ayah latihan motor, tetapi hari itu aku sendiri iseng-iseng latihan. ‘Ah udah ngerti ini’,batinku.
Karna saat itu sedang puasa jadi sembari nunggu waktu berbuka puasa saya jalan-jalan dengan motor sekalian latihan.
Biasanya cuma sampai lapangan saja, habis itu aku langsung pulang. Tapi tiba-tiba aku ingin lebih jauh lagi...
Akhirnya aku turun lagi sampai ke pasar di tempat kami. Rumahku dengan pasar kira-kira 2 km.
Saat aku akan memutar balik, naasnya gas ku tiba-tiba besar dan…… wusssss….. motorku terbang, kaca motor pecah karna menabrak pipa PDAM (diameternya kira-kira 1 m). Saat ban motor depan menyentuh bibir jurang dalam pikiranku ‘Ya Allah, akankah ini hari terakhirku?’ ternyata…. Subhanallah, saat aku membuka mataku ternyata aku tersangkut di pipa PDAM itu. Ya Allah, bagaimana bisa aku tersangkut disini sedangkan tadi rasanya pipa itu menabrak kaca motorku?
Subhanallah, mungkin itu adalah pertolongan dari Allah untuk aku… T,T
Alhamdulilah Allah masih memberiku kesempatan untuk melanjutkan hidup,,, untuk beribadah…masih diberi kesempatan meraih cita-cita
Rasanya kalau ingat kejadian itu aku selalu menangis,,,
Andai saja saat itu Allah berkehendak lain, bagaimana?
Saat melihat kondisi motorku yang rusak parah (jelas saja karna motorku terbang sejauh 15 m dan ketinggian 12 m dari bibir jurang) sedangkan aku ahamdulilah tidak kenapa-napa.
Semenjak kejadian itu setiap ku mau melakukan sesuatu, mau daftar kuliah,juga aku selalu minta do’a dan restu kedua orangtuaku.
Sampai aku bisa kuliah di kampus ini (baca : AMG Akademi Meteorologi dan Geofisika) itu juga tak lepas dari restu orang tua…
"Keridhoan Allah tergantung kepada keridhoan kedua orang tua, dan murka Allah pun terletak pada murka kedua orang tua." (HR. Al Hakim)
0 komentar:
Posting Komentar