Jumat, 23 Desember 2011

TEKTONIK BANJARNEGARA, JAWA TENGAH

Diposting oleh niken woropalupi di 10.11.00
Kabupaten Banjarnegara mempunyai luas wilayah 1.064,52 km persegi, terbagi menjadi 20 Kecamatan, 12 Kelurahan dan 253 Desa. Terletak antara 712' sampai 731' Lintang Selatan dan 231' sampai 308' Bujur Timur. 

Sebagai daerah yang sebagian besar (lebih kurang 60%) berbentuk pegunungan dan perbukitan, terdapat sungai yang besar yaitu Sungai Serayu dengan anak-anak sungainya : Kali Tulis, Kali
Merawu, Kali Pekacangan, Kali Gintung dan Kali Sapi. Dimanfaatkan sebagai sumber pengairan yang dapat mengairi areal sawah seluas 9.813,88 hektar, rata-rata bulan basah pada umumnya lebih banyak dari bulan kering dengan curah hujan rata-rata 3.000 milimeter/tahun, sedangkan temperatur daerah rata-rata 20-26 C. 


  • KEADAAN GEOLOGI
Geologi daerah penyelidikan tepatnya terletak pada jalur Pegunungan Serayu Utara, yaitu pada lereng bagian selatan dari Gunung Api Rogojembangan, Dieng dan Gunung Sundoro, serta terletak pada bagian utara dari aliran Sungai Serayu yang mengalir dari Timur ke arah Barat. Tidak semua formasi batuan Tersier yang tersingkap di daerah penyelidikan, sehingga akan mempunyai kenampakan dan ciri khusus mengenai morfologi, stratigrafi dan keadaan struktur di daeah tersebut.

  •       Morfologi Daerah
Morfologi Banjarnegara umumnya dapat dikelompokkan menjadi tiga satuan morfologi yaitu :
1.    Satuan morfologi dataran.
2.    Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang.
3.    Satuan morfologi perbukitan terjal.
Satuan morfologi dataran, umumnya terdapat pada bagian selatan, yang menempati sekitar 15% daerah penyelidikan, menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, yaitu disekitar bantaran aliran Sungai Serayu, yang tediri dari endapan aluvial dan undak sungai, umumnya merupakan lahan persawahan dan tempat pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 100 sampai 500 meter dari permukaan laut.
Satuan morfologi perbukitan bergelombang sedang, umumnya terdapat pada bagian tengah yang menyebar memanjang hampir berarah Timur-Barat, menempati sekitar 40% daerah penyelidikan, terletak di sekitar tekuk lereng kaki gunung, terdiri dari endapan batuan sedimen dan sebagian endapan batuan gunung api, umumnya berupa lahan perkebunan dan sedikit persawahan serta pemukiman penduduk. Mempunyai rata-rata ketinggian sekitar 500 sampai 1000 meter dari permukaan laut.
Satuan morfologi perbukitan terjal, umumnya terdapat pada bagian utara dan tengah yang menyebar tidak merata, menempati sekitar 45% daerah penyelidikan, terletak di sekitar lereng gunung, terdiri dari batuan gunung api, batuan terobosan dan endapan batugamping serta batupasir, umumnya berupa hutan, baik hutan industri, hutan lindung dan hutan konservasi, tidak ditempati penduduk, mempunai rata-rata ketinggian diatas 1000 meter dari permukaan laut.


  •               Stratigrafi Daerah

Formasi batuan tertua yang tersingkap di daerah Banjarnegara adalah Formasi Totogan, berumur Oligosen, yang diendapkan selaras di atas endapan batugamping terumbu. Batuan dari Formasi Totogan terdiri dari : Breksi, batulempung, napal, batupasir, konglomerat dan tufa. Bagian bawah satuan ini terdiri dari perselingan tak teratur dari breksi aneka bahan, batulempung dan konglomerat berkomponen basal yang terpilah buruk. Tebal satuan ini diperkirakan sekitar 150 meter dan menipis ke arah Selatan, yang diendapkan dalam lingkungan batial atas dan merupakan endapan olistostrom.
Formasi Rambatan, berumur Miosen Awal sampai Tengah, diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Totogan, terdiri dari satuan batuan serpih, napal dan batupasir gampingan mengandung foraminifera kecil, tebal formasi ini diperkirakan lebih dari 370 meter dan diendapkan dalam lingkungan laut terbuka. Pada Formasi Rambatan terdapat Anggota Sigugur yang berupa endapan batugamping terumbu, mengandung foraminifera besar dan mempunyai ketebalan beberapa ratus meter. Di atas formasi ini diendapkan secara selaras satuan batuan dari Formasi Halang dan Formasi Kumbang.
Formasi Halang, berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Awal, terdiri dari satuan batupasir tufaan, konglomerat, napal dan batulempung yang mengandung fosil Globigerina dan foraminifera kecil, bagian bawah berupa batuan breksi andesit. Tebal formasi ini bervariasi dari 200 meter sampai 500 meter dan menipis ke arah Timur. Formasi ini diendapkan sebagai endapan turbidit dalam lingkungan batial atas dan diendapkan menjemari dengan satuan batuan Formsi Kumbang.
Formasi Kumbang, berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Awal, terdiri dari dari satuan batuan lava andesit yang mengaca, basal, breksi, tufa dan sisipan napal yang mengandung fosil Globigerina, diendapkan dalam lingkungan laut dan diendapkan menjemari dengan satuan batuan Formasi Halang. Ketebalan formasi ini sekitar 2000 meter yang menipis ke arah Timur. Di atas formasi ini diendapkan Formasi Tapak.
Formasi Tapak, berumur Pliosen, diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi Kumbang dan menjemari dengan Formasi Kalibiuk, terdiri dari satuan batupasir gampingan dan napal berwarna hijau mengandung pecahan molusca. Pada formasi ini terdapat Anggota Batugamping dari batugamping terumbu yang mengandung koral dan foraminifera besar, napal dan batupasir yang mengandung molusca. Selain itu terdapat juga Anggota Breksi yang terdiri dari breksi gunung api yang bersusunan andesit dan batupasir tufaan yang sebagian mengandung sisa tumbuhan. Ketebalan formasi ini sekitar 500 meter, yang diendapkan dalam lingkungan peralihan sampai laut.
Formasi Kalibiuk, berumur Pliosen, diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi Kumbang dan menjemari dengan Anggota Breksi Formasi Tapak, terdiri dari satuan batuan napal dan batulempung, bersisipan tipis tufa pasiran. Napal dan batulempung berwarna abu-abu kebiruan, kaya fosil molusca. Tebal Formasi Kalibiuk diperkirakan sampai 3000 meter yang diendapkan dalam lingkungan pasang surut. Di atas formasi ini diendapkan satuan batuan dari Formasi Ligung.
Anggota Breksi Formasi Ligung, berumur Plistosen, diendapkan secara tidak selaras diatas Formasi Kalibiuk, terdiri dari satuan batuan breksi gunung api (aglomerat) yang bersusunan andesit, lava andesit hornblenda dan tufa. Di atas Formasi Ligung diendapkan endapan undak sungai berupa pasir, lanau, tufa, konglomerat dan breksi tufaan yang tersebar di sepanjang lembah Sungai Serayu.
Batuan Gunung api Jembangan, berumur Plistosen, diendapkan bersamaan dengan endapan undak sungai, terdiri dari satuan batuan lava andesit hiperstein-augit, klastika gunung api, lahar dan aluvium.
Batuan Gunung api Dieng, berumur Plistosen, diendapkan di atas Batuan Gunung api Jembangan, terdiri dari satuan batuan lava andesit dan andesit-kuarsa serta batuan klastika gunung api, yang kemudian diatasnya diendapkan endapan aluvial.
Endapan aluvial, berumur Holosen, berupa endapan pasir, kerikil, lanau, lempung serta endapan sungai dan rawa, yang diendapkan tidak selaras di atas satuan batuan yang berada di bawahnya.
Di daerah penyelidikan, selain endapan batuan sedimen, terdapat juga batuan terobosan yang berkomposisi diorit, yang terjadi pada Kala Miosen dan Pliosen serta menembus sebaran endapan dari Formasi Rambatan dan Formasi Tapak.


  •        Struktur Geologi Daerah
Secara tektonik geologi, bahwasanya daerah penyelidikan terletak diantara jalur pegunungan Serayu Utara dan Serayu Selatan, yaitu pada Zona Intramontain, yang mana terdapat sekitar empat buah patahan naik dan beberapa patahan normal yang membuat adanya block faulting di daerah tersebut, diperkirakan terjadi adanya kegiatan tektonik sekitar Mio-Pliosen yang dibarengi dengan munculnya batuan intrusi, sehingga banyak dijumpai kemiringan lapisan batuan hingga 700. Patahan naik dan patahan normal tersebut memotong di tengah daerah penyelidikan yang berarah Tenggara-Baratlaut, yaitu berkisar dari N 2850 E Sampai N 3150 E. Selain itu terdapat juga patahan geser atau mendatar yang berarah hampir arah Utara-Selatan, umumnya banyak terdapat pada bagian Tenggara dan bagian Baratlaut daerah penyelidikan, yang mengakibatkan adanya pergeseran dari sebaran Formasi Rambatan, Tapak dan Formasi Ligung. Selain itu juga mengakibatkan adanya pergeseran dan overlaping dari patahan-patahan naik dan patahan normal, yang diperkirakan terjadi akibat kegiatan tektonik disekitar Plio-Pleistosen. Struktur lipatan tidak dijumpai di daerah tersebut, umumnya banyak dijumpai lapisan batuan yang homoklin, miring ke arah Timurlaut.

      Pegunungan Serayu yang sesungguhnya merupakan tiga jalur antiklin besar yang   sambung-menyambung berarah BBD-TTL : Antiklin Banyumas, Antiklin Gombong, Antiklin Karangsambung.
Di dasar Sungai Sapi di sekitar bawah jembatan tersingkap melange Luk Ulo : peridotit yang umumnya terserpentinisasi yang khas warnanya (hijau tua seperti ular, sesuai namanya ’serpent’ -ular), rijang radiolaria yang juga khas warnanya : merah hati, marmer yang sangat keras berwarna coklat tua dan berdenting nyaring (tanda keras) ketika dihantam palu batuan beku dalam usaha mengambil sampel, basal yang bersatu dengan rijang ciri kompleks MOR (mid-oceanic ridge) dan endapan pelagos, dan kuarsa di antara serpih bersisik (scally clay) hasil dewatering saat deformasi melangisasi terjadi (quartz sweating). Sementara itu, tebing Sungai Sapi tersusun oleh fragmen-bongkah melange yang tertanam dalam massa dasar volkaniklastik. Kemungkinan besar ini adalah tebing dengan endapan molas pasca pengangkatan Luk Ulo sehabis Miosen Atas.

1 komentar:

  1. kalo boleh tau ini sumbernya dari mana ya?butuh referensi..makasih :)

    BalasHapus

 

niken woropalupi Template by Ipietoon Blogger Template | Gift Idea