Senja kian menyapa..... dan matahari yang mulai cekatan bersembunyi dibalik cakrawala...
digantikan oleh bulan yang tiba-tiba muncul dari balik gunung...
Aku adalah kesunyian yang tak lelah mencari kegaduhan, diantara langit-langit benderang..
Akulah anak cucu Adam, yang mengembara mencari tulang rusukku yang patah...
Aku seperti orang linglung, mencari arakan kelabu, yang baru saja kusembunyikan di balik punggungku sendiri...
Kuputar lagi dan lagi.. Kucari-cari kenang di malam dan siang. Bayangmu tak jua lekang...
Ada yang mencari jawab, tapi jawab tiada. Ada aku mencarimu, tapi kau bilang : siapa kamu? Aku cari diriku sendiri...
Teringat lagi aku tentangmu,,,
Bukan hanya taman yang membuat kenangan, bukan hanya angin sepoi-sepoi yang berdesir, bukan hanya
gerimis dan hujan yang membasahi permukaan, tapi rumput- rumput liar yang pernah kau injak bersamaku,,,
Ada perpisahan di taman itu, diantara bunga-bunga berguguran aku merangkak mengecup pilu...
Dan kini rasa itu datang kembali, menyeruak dalam kalbuku...
Ketika Adam terusir dari taman itu, rintih doa menggetar arasy, lalu Tuhan pertemukan Hawa kembali.
Begitulah rinduku kepadamu...
Dimataku ada rindu, mencari tempat untuk menumpahkannya,,,
Cinta kita hanya tertunda, kelak pencarian berbuah muara pemberkatan...
Setiap rindu, adalah rabuk hujan. di lapuk sepi......
Saat senja menghampiri, ada cahaya yang perlahan sirna...
Gelap, pekat, sunyi, sepi... Wahai matahariku aku merindukanmu...
(this poem dedicated for my ex-boyfriend. I want you know that I still loving' U very much)
Bandjarnegara, 31 Januari 2012
digantikan oleh bulan yang tiba-tiba muncul dari balik gunung...
Aku adalah kesunyian yang tak lelah mencari kegaduhan, diantara langit-langit benderang..
Akulah anak cucu Adam, yang mengembara mencari tulang rusukku yang patah...
Aku seperti orang linglung, mencari arakan kelabu, yang baru saja kusembunyikan di balik punggungku sendiri...
Kuputar lagi dan lagi.. Kucari-cari kenang di malam dan siang. Bayangmu tak jua lekang...
Ada yang mencari jawab, tapi jawab tiada. Ada aku mencarimu, tapi kau bilang : siapa kamu? Aku cari diriku sendiri...
Teringat lagi aku tentangmu,,,
Bukan hanya taman yang membuat kenangan, bukan hanya angin sepoi-sepoi yang berdesir, bukan hanya
gerimis dan hujan yang membasahi permukaan, tapi rumput- rumput liar yang pernah kau injak bersamaku,,,
Ada perpisahan di taman itu, diantara bunga-bunga berguguran aku merangkak mengecup pilu...
Dan kini rasa itu datang kembali, menyeruak dalam kalbuku...
Ketika Adam terusir dari taman itu, rintih doa menggetar arasy, lalu Tuhan pertemukan Hawa kembali.
Begitulah rinduku kepadamu...
Dimataku ada rindu, mencari tempat untuk menumpahkannya,,,
Cinta kita hanya tertunda, kelak pencarian berbuah muara pemberkatan...
Setiap rindu, adalah rabuk hujan. di lapuk sepi......
Saat senja menghampiri, ada cahaya yang perlahan sirna...
Gelap, pekat, sunyi, sepi... Wahai matahariku aku merindukanmu...
(this poem dedicated for my ex-boyfriend. I want you know that I still loving' U very much)
Bandjarnegara, 31 Januari 2012
0 komentar:
Posting Komentar